Memang apa sih seri The Mortal Instruments itu? Seri The Mortal
Instruments (TMI) berupa enam buku novel bergenre fantasi remaja karangan
Cassandra Clare (twitter @cassieclare), di Indonesia diterbitkan oleh Ufuk
Publishing House ( twitter @ufukita @ufukfiction). Dan sudah lima buku yang
beredar, City of Bones, City of Ashes, City of Glass, City of Fallen Angel dan
City of Lost Souls. Seri terakhir berjudul City of Heavenly Fire akan terbit
pada tahun 2014.
Buku ini bercerita tentang seorang gadis bernama Clary yang ternyata
adalah Nephilim (keturunan manusia yang meminum darah malaikat). Dan Clary yang selama ini dibesarkan sebagai seorang manusia biasa/ fana,
tiba-tiba harus bertarung dengan iblis, bertemu dengan ayah yang jahat
dan mengalami cinta pertama. Di buku ini
diceritakan bahwa Fana selama ini hidup berdampingan
dengan para Nephilim, Vampir, Manusia Serigala, Peri, Warlock (keturunan
manusia dan iblis), dan Iblis.
Kok bisa para manusianya gak sadar sih? Oh ya, karena para penghuni dunia bawah memakai
tudung pesona, jadi mata manusia biasa akan menganggap tidak ada yang tidak
normal. Padahal dibalik bangunan apartemen yang terbengkalai ada sebuah klan
vampir yang bersarang disana. Bekas kantor polisi yang dialih-fungsikan menjadi
restoran cina yang merupakan sarang manusia serigala. Dan sebuah gereja tua
yang merupakan tempat tinggal para Nephilim (pemburu bayangan/ shadowhunter)
yang bertugas untuk memburu iblis dan para penghuni dunia bawah (downworlder)
yang melanggar perjanjian.
Percaya atau tidak,
buku ini dapat menyebabkan kecanduan. Saya rasa Cassie Clare, meramu cerita
seri TMI dengan sihir warlock, menghipnotis pembacanya dengan kekuatan vampir,
dan menjerat para penggemar dengan rayuan peri. Itulah alasan kenapa para
Shadowhunter—sebutan bagi penggemar seri TMI, menggila setiap kali ada berita
baru mengenai dunia bayangan. Dan lebih gila lagi saat TMI akan difilmkan di
Agustus 2013, karena tentu saja aktor yang tampan dan aktris yang cantik yang
akan memerankannya.
Secara otomatis,
setelah membaca seri pertama TMI, saya bergabung dengan FB Mortal Instruments
Indonesia, kemudian saya follow twitter @TMIndo. Bagi saya, bagian terbaik dari
memiliki account twitter adalah dengan menjadi follower @TMIndo. Kemudian saya
mulai follow account institut TMI lainnya, yang tersebar hampir disetiap bagian
dunia, WOW. Inilah yang membuat TMI berbeda dengan buku lainnya, invansi para
Shadowhunter di twitter: tweet party yang diadakan oleh @tmi_institute setiap
malam minggu; kuis Shadowhunter of The Month (#SoTM) yang diselenggarakan
@TMIndo; dan blog-blog keren dari @cassieclare. Antusiasme para
Shadowhunter begitu besar dan menular. Mungkin 80% tweet saya berisikan seri
TMI dan 60% follower saya adalah para Shadowhunter. Senang rasanya mengenal
teman-teman yang memiliki kesukaan yang sama akan buku dan berbagi khayalan
tentang para tokoh seandainya mereka nyata.
Jadi semua orang harus membaca seri
TMI karena Stephenie Meyer pun bahkan ingin hidup di dalam kisah yang indah
ini. Dan kemudian kalian harus menjadi Shadowhunter atau Downworlder dan
jadilah bagian dari dunia bayangan.